Mukomuko (Antara) - Produktivitas perkebunan kelapa sawit Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, yang dikelola masyarakat sangat rendah karena petani setempat menggunakan bibit kelapa sawit asalan.
"Produktivitas usaha perkebunan kelapa sawit petani setempat rata-rata berkisar 700-800 kilogram per hektare. Jauh lebih rendah dibandingkan produktivitas perkebunan sawit milik perusahaan sebesar 1,5 hingga dua ton," kata Kabid Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Wahyu Hidayat di Mukomuko, Jumat.
Menurut dia, produktivitas sawit petani rendah disebabkan bibit yang digunakan oleh petani bukan bibit unggul bersertifikat. Selain itu pemeliharaan kebun kurang dan sarana prasarana yang digunakan terbatas.
Ia mengatakan, karena produktivitas sawit rendah sehingga pendapatan petani sawit juga menjadi rendah. Meskipun sekarang harga sawit naik hingga sebesar Rp1.830 per kilogram.
Pemerintah setempat, katanya, sejak beberapa tahun terakhir memprogramkan pengadaan kecambah kelapa sawit unggul untuk mengganti tanaman kelapa sawit petani yang menggunakan bibit sawit asalan.
"Tahun ini tidak ada lagi program pengadaan kecambah kelapa sawit unggul karena anggaran untuk itu dipotong," ujarnya.
Kendati demikian, dia mengatakan, pihaknya akan mengusulkan anggaran pengadaan kecambah kelapa sawit unggul di APBD perubahan tahun ini.
Pemerintah setempat secara bertahap memprogramkan mengganti bibit sawit asal ke bibit sawit unggul.***3***
Produktivitas Sawit Mukomuko Rendah
Sabtu, 14 Januari 2017 2:45 WIB 1655