Bengkulu (Antara) - Pemerintah Provinsi Bengkulu merekrut 80 orang dengan berbagai latar belakang profesi serta elemen, sebagai agen revolusi mental yang dicanangkan pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Sebanyak 80 orang agen perubahan ini dari berbagai latar belakang mulai dari aparat sipil, pengusaha, tokoh masyarakat yang menjadi fasilitator dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental," kata Asisten Deputi Pendidikan Menengah dan Keterampilan Bekerja dari Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Yohan di Bengkulu, Rabu.
Saat diskusi terfokus Gugus Tugas Gerakan Nasional Revolusi Mental di Bengkulu, ia mengatakan anggota agen perubahan tersebut bertugas untuk mengubah cara pandang, pola pikir dan perilaku masyarakat di lingkungannya.
Sebagian anggota tersebut merupakan para tokoh masyarakat, bahkan perwakilan disabilitas guna mewujudkan Indonesia yang berdaulat dalam bidang politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan berlandaskan semangat gotong royong.
Wakil Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah saat membuka diskusi terfokus tersebut mengatakan revolusi mental harus dimulai dari setiap aparatur sipil negara.
Menurut dia, mental para aparatur sipil negara (ASN) masih menjadi perhatian utama sebab masih banyak yang harus dibenahi sehingga tiga nilai utama revolusi mental yang integritas, etos kerja dan gotong royong teruji sehingga mengembalikan kepercayaan masyarakat.
"Bengkulu memiliki ribuan ASN yang harus menjadi representasi pemerintahan untuk mewujudkan revolusi mental," ucapnya.
Rohidin menambahkan bahwa filosofi ASN adalah pelayan masyarakat dan tidak sebaliknya justru dilayani sehingga membuat masyarakat tidak puas dengan kinerja aparatur.
Oleh karena itu, kepala daerah gubernur dan wakil gubernur memulai tata kelola pemerintahan yang transparan melalui penandatanganan pakta integritas oleh seluruh aparatur. ***2***
Bengkulu miliki 80 agen revolusi mental
Rabu, 19 Oktober 2016 17:16 WIB 1643